Teori-teori Tentang Administrasi dan Manajemen Pendidikan
a. Teori Pendekatan Tentang Administrasi Pendidikan
Tenaga
kependidikan profesional dalam melaksanakan tugas keadminitrasian pendidikan
mampu mengakomodasikan kedua pendekatan tersebut. Deskripsi mengenai pendekatan
fungsional dan substansial dari adminitrasian pendidikan disajikan berikut ini:
1. Pendekatan
Fungsional
Administrator
bukan penguasa tunggal disekolah, juga bukan pelayan tunggal. Sebutan
administrator sekolah disini merujuk pada kedudukan kepala sekolah dalam rangka
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya,jika menjadi penguasa tunggal tidak
mungkin adminitstrator sekolah mampu mengoptimasi tugas-tugas institusionalnya.
Untuk mengoptimasi tugas dan fungsinya, administrator sekolah harus mengangkat
wakil-wakil yang mampu bekerja dengan baik sesuai dengan pembagian kerja.
Menurut
Gibson adminitrasi merupakan suatu proses untuk menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Mengikuti pemikiran Fayol yang dikutip Robbins, secara tradisional
ada lima fungsi adminitrasi yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintah,
mengkordinasi, dan mengendalikan.
1.1 Merencanakan
Salah
satu tugas adminstrator adalah merencanakan. Merencanakan merupakan aktivitas
memilih dan menetapkan tujuan sekolah, yang mencapainya dilakukan dengan
menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek,program, prosedur, metode, sistem,
anggaran, dan standar yang dibutuhkan.
Handoko
(2006) mengemukakan sembilan manfaat perencanaan yaitu:
a. Membantu administrasi untuk
menyesuaikan diri denagan perubahan-perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi
persesuaian dalam masalah-masalah utama.
c. Memungkinkan
administrator memahami keseluruhan gambaran.
d. Membantu penempatan tanggung
jawab lebih tepat.
e. Memberikan cara pemberian
perintah untuk beroperasi.
f. Memudahkan dalam melakukan
koordinasi diantara bagian-bagian organisasi.
g. Membantu tujuan lebih
khusus,terperinci dan lebih mudah dipahami
h. Meminimumkan pekerjaan yang
tidak pasti
i. Menghematkan waktu usaha dan
dana.
1.2 Mengorganisasikan
Bagi
adminstrator sekolah, mengorganisasikan pada esensinya dimaksudkan untuk
mengindari ketidakberaturan sumber daya yang ada, baik manusia maupun
nonmanusia.
Mengikuti
pemikiran Hadari Nawawi (1992) pengorganisasian yang baik adalah:
a. Adanya kejelasan pembagian
satuan kerja yang sesuai denagan kebutuhan.
b. Pengelompokan satuan kerja
harus menggambarkan pembagian kerja.
c. Organisasi harus mengatur
pelimpahan wewenang dan tangguang jawab.
d. Oraganisasi harus
mencerminkan tentang kontrol.
e. Organisasi harus mengandung
kesatuan perintah.
f. Organisasi harus fleksibel
dan seimbang.
Mengorganisasikan
adalah suatu proses pengaturan dan penglokasian kerja,wewenang dan sumber daya
dikalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi scara
efesien. Pimpinan organisasai dan administrator sekolah harus memiliki kemapuan
menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1.3 Melaksanakan
Aktfitas
merencanakan dan mengorganisasikan tanpa dilaksanakan dengan baik adalah
pepesan kosong. Administrator sekolah dan sifatnya harus memiliki komitmen
untuk melaksanakan program yang dibuat. Dalam kerangka ini, menjadi sangat
esesensial untuk memperhatikan bahwa guru dan staf sekolah akan termotivasi
untuk mengerjakan sesuatu jika:
a. Mereka mersa yakin akan
mampu mengerjakan pekerjaan secara baik
b. Pekerjaan utama dan sekunder
yang mereka lakukan tersebut diyakini akan memberikan manfaat bagi dirinya
c. Mereka tidak sedang dibebeni
oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
d. Tugas yang diembannya
tersebut merupakan kepercayaan bagi guru dan staf sekolah
e. Hubungan antara teman dalam
organisasi sekolah tersebut harmonis
1.4 Mengendalikan
Mengendalikan
atau mengawasi merupaka fungsi administrasi yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan denagan merencanakan dan mengorganisasikan melalui fungsi pengendalaian,administrator
sebagai pimpinan dalam menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah
yang benar dan tidak membiarkan deviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh
dari arah tujuan yang telah ditetepkan.
Fungsi
pengendalian dalam administrasi mencakup empat unsur utama, yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja
guru dan staf
2. Mengukur kinerja guru
dan staf yang sedang berjalan
3. Membandingkan kinerja
guru dan staf saat ini dengan standar yang telah ditetepkan
4. Mengambil tindakan
untuk memperbaiki kinerja guru dan staf kalau ada penyimpangan.
Crainer
(2000) mengatakan terdapat lima dasar peran administrator, termasuk
administrator sekolah meliputi:
a. Menetapkan tujuan yang
ingin dicapai
b. Mengorganisasikan semua
sumber daya organisasi
c. Memotivasi semua staf
d. Mengkomunikasikan semua
kebijakan dan program
e. Mengukur perkembangan
kemampuan staf organisasi
1.5
Mengkominikasikan
Kemampuan
berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh adaministrator sebagai pimpinan pendidikan dan menejer sekolah. Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan, pikiran dan gagasan oleh supervisor
pembelajaran melalui media dan teknik yang menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi
amat esensial dalam kehidupan komunitas sekolah,dalam pengembanan tugasnya,
kepala sekolah perlu berkominikasi dengan seluruh anggota komonitas sekolah
untuk mengajak, memberikan perintah, mengatur, menyampaikan, memberikan
dorongan dan membangun pengertian dari orang yang dipimpinnya.
1.6 Mengawasi dan
mengendalikan
Pengawasan
dan pengendalaian dimaksudkan untuk mencegah deviasi, pengawasan yang baik
bersifat preventif. Pengendalaian yang baik harus mampu mendorong aneka deviasi
kembali pada rel tugas yang benar, kegiatan pengawsan ini harus dilakuakan
secara kontinyu, objektif, akuntabel.
1.7 Melaporkan
Pelaporan
merupakan salah satu kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.deanagan pelaporan ini akan diketahui
hasil-hasil yang dicapai, kendala yangmuncul dan penyimpangan yang terjadi.
Berikut
ini disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan, dengan ketentuan dapat
dilakukan secara kenyal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buat sistematika atau
garis-garis besar laporan dengan memperhatikan pedoman yang berlaku atau
ditentukan.
2. Buat draf batang tubuh
laporan
3. Buat ringkasan eksekutif
atau abstrak laporan.
4. Buat kata penagantar
laporan.
5. Buat daftar tabel, gambar,
foto, lampiran.
6. Buat daftar isi secara
lengkap
7. Lakukan pengetikan laporan
8. Lengkapi daftar isi dngan
halamannya
9. Lengakapi laporan secara
menyeluruh, segi-segi ilmiah, bahasa, atau cara pengetiakan.
10. Lakukan pengetiakan akhir
11. Penjilidan laporan
12. Pengiriman laporan
2. Pendekatan Substansif
Pendekatan
proses ini meruapakan serial kegiatan yang harus dilakuakan oleh administrator
sekolah bersama komonitasnya, termasuk komite sekolah. Pendekatan tugas
administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus dilakukan disekolah.
Substansi tugas ini akan optimal jika dilakukan dengan proses yang
diorganisasikan secara efektif dan efesien.
Thomas
J. Sergiovani (2002) mengemukakan delapan bidang administrasi pendidikan,
mencakup:
–
Administrasi
penagajaran dan pengembangan kurikulum
–
Administrasi
kesiswaan
–
Hubungan sekolah
dan masyarakat
–
Kepegawaian sekolah
–
Bangunan dan
perlengkapan sekolah
–
Transpotasi sekolah
–
Pengorganisasian
dan penataan struktur
–
Keuangan sekolah
Pada
buku pandauan administrasi sekolah terbitan kementrian pendidikan nasional,
dikemukakan bidang-bidang kegiatan administrasi pendidikan, meliputi:
1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi personalia
3. Administrasi kesiswaan
4. Administrasi keuangan
5. Administrasi perawatan
preventif sarana dan parasarana sekoalah
Departemen
Pendidikan Nasional (1997), sekarang berubah nama menjadi Kementrian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) mengemukaan enam biadang tugas keadministrsi pendidikan,
yaitu:
1. Bidang Akademik
2. Bidang kesiswaan
3. Bidang personalia
4. Bidang keuanagan
5. Bidang sarana dan
prasarana
6. Bidang hubungan
masyarakat
b. Teori Pendekatan Manajemen Pendidikan
Menurut
Harold Koontz ada beberapa pendekatan dalam manajemen pendidikan :
1. Pendekatan Berdasarkan
Kebiasaan
Bahwa
pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman ulang manajemen melalui
pembelajaran pengalaman dari para manajer yang lalu, yang biasanya dicapai
melalui sejumlah kasus dan suat transfer tentang pelajaran-pelajaran yang dapat
ditarik dari pengalaman.
2. Pendekatan Berdasarkan
Perilaku Individu
Pendekatan
ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan perhatian pada
hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-organisasi dengan focus
pada para individu dan motivasi mereka.
3. Pendekatan Berdasarkan
Perilaku Kelompok
Pendekatan
ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola perilaku kelompok didalam
organisasi dan bukan pada hubungan-hubungan antar perorangan mereka.
4. Pendekatan Berdasarkan
Kerjasama Sosial
Pendekatan
ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok dengan jalan mempelajari
perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem sosial yang mengaitkan dua orang
atua lebih bersama-sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan bersama
tertentu
5. Pendekatan Sosioteknik
Pendekatan
ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem sosial dan sistem teknik
secara simultan dalam praktik manajemen, mengingat bahwa sistem teknik
mempunyai pengaruh besar atas sistem sosial organisasi.
6. Pendekatan Teori
Keputusan
Pendekatan
ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah tanggung jawab utama semua
manejer, dan difokuskannya perhatian pada pengembangan pemikiran manajemen
sekitar proses pengambilan keputusan
7. Pendekatan Pusat Komunikasi
Pendekatan
ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari organisasi-organisasi,
sewaktu mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
8. Pendekatan Matematis
Pendekatan
ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang dapat melalui model-model
mate-matikal yang menyatakan elemen-elemen dasar suatu problem dan yang dapat
menyediakan alat-alat untuk mengevaluasi solusi problem tersebut
9. Pendekatan Situasional
Pendekatan
ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi terhadap sekelompok
keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah praktik-praktik manajemen yang
dianggap paling tepat guna menghadapi situasi tertentu.
10. Pendekatan Sumber Daya
Manusia
Menurut
pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia sebagai dasar
kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah individu,
kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan
produktivitas.
11. Pendekatan Kombinasi
Pendekatan
ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori dan
teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen, dengan jalan mengaitkan
mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.
c. Menurut Federik W. Taylor
Adapaun
teori-teori yang mendukung manajemen pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Teori Klasik
Teori
klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat rasional, berpikir
logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Salah satu teori klasik
adalah manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W. Taylor. Sasaran pada
pendekatan ini adalah kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawan.
Selanjutnya Prinsip Studi Waktu dipelopori oleh Gilbreth menyatakan bahwa semua
usaha yang produktif diukur dengan studi waktu secara teliti. Berdasarkan studi
waktu muncul Prinsip Hasil Upah yaitu upah diberikan harus sesuai dengan hasil
yang besarnya ditentukan dari studi waktu.
Pelopor
klasik yang lain yaitu Henri Fayol yang menyatakan ada 5 pedoman manajemen
yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengkomandoan, pengkordinasian, dan
pengawasan. Prinsip-prinsip pokok menurut Fayol:1) kesatuan komando, 2)
wewenang harus didelegasikan, 3) inisiatif harus dimiliki seorang manajer, 4)
adanya solidaritas kelompok. Prinsip-prinsip tersebut harus bersifat luwes.
Selanjutnya
Max weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan cirri dari pola organisasi yang
strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan
tenaga ahli.
Setiap
individu dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh berbagai
peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga diperlukan pembagian tugas
sesuai dengan spesialis yang dimiliki individu. Birokrasi merupakan usaha untuk
menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau
ikatan kekeluargaan sehhingga mengakibatka organisasi tidak efektif. Birokrasi
juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbeliit-belit, penundaan
pekerjaan, ketidakefisienan, dan pemborosan.
Meskipun
teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi organisasi, sekarang ini
tidak banyak berkembang karena sudah tidak sesuai denan perkembangan jaman yang
semakin global. Patokan-patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi
pengaruh globalisasi yang semakin bergolak. Sehingga muncul teori neo
klasik.
Contoh dalam teori ini pentingnya
manajer mempertahankan wewenang formal, tetapi sekarang karyawan semakin
terdidik sehingga mereka kurang dapat menerima wewenang formal.
Kelemahan
teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous dalam Nanang Fatah(2009;24) adalah:
1) teori klasik adalah teori yang terikat waktu, hanya cocok diterapkan pada
permulaan awal abad duapuluh, 2) teori ini mempunyai ciri-ciri deterministic,
hanya menekankan pada prinsip-prinsip manajemen tanpa memperhitungkan dimensi
dalam manajemen, dan 3) asumsi teori ini dirumuskan secara eksplisit.
2. Teori neo klasik
Teori
ini muncul karena pada manajer terdapat kelemahan dengan teori klasik. Teori
ini berasmsi bahwa manusia itu makhluk social dengan mengaktualisasikan
dirinya. Para tokoh aliran ini menyatakan hakikat organisasi adalah kerjasama,
manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup jika tujuan organisasi
dan kebutuhan perorangan yang bekerja dijaga dengan baik.
Dua
hal yang penting dalam teori Vromm adalah pembedaan antara imbalan instrinsik
dan ekstrinsik dan spesifikasi dari suatu keadaan di mana ekspektasi dan nilai
mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang. Seorang manajer harus menilai
dan mempertimbangkan struktur imbalan dengan hati-hati melalui perencanaan yang
teliti.
Pemahaman
perilaku akan menunjukan keefektifan tugas yang harus dilakukan seorang manajer
walaupun hal tersenut merupakan bidang yang amat rumit. Perilaku seseorang
dipengaruhi tiga variable, yaitu 1) variabel individu, mencakup keterampilan
mental, fisik, latar belakang keluarga,, tingkat social, pengalaman, umur an
jenis kelamin, 2) variable organisasi, mencakup sumber daya yang tersedia, gaya
kepemimpinan, system imbalan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan,
dan 3) variable psikologi, mencakup persepsi sikap, kepribadian, proses belajar
an motivasi.
3. Teori modern
Pendekatan
ini didasarkan hal-hal yang bersifat situasional. Asumsi yang dipakai adalah
bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya, reaksinya,
tindakannya sesuai dengan lingkungan. Manajemen dipandang sebagai suatu sistem
didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan system terbuka dan tujuan
organisasi mempunyai kebergantungan.
Teori
modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka dan kompleks. Analisi
sistem, rancangan sistem, dan manajemen member petunjuk dalam
mengoperasionalkan pendekatan sistem merupakan tiga unsure pokok yang berusaha
mengenal esensi keterpaduan berbagai unsur dalam memecahkan masalah yang
sifatnya kompleks, termasuk pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar