Senin, 30 Maret 2015

Teori-teori Tentang Administrasi dan Manajemen Pendidikan



Teori-teori Tentang Administrasi dan Manajemen Pendidikan
a. Teori Pendekatan Tentang Administrasi Pendidikan
Tenaga kependidikan profesional dalam melaksanakan tugas keadminitrasian pendidikan mampu mengakomodasikan kedua pendekatan tersebut. Deskripsi mengenai pendekatan fungsional dan substansial dari adminitrasian pendidikan disajikan berikut ini:
1.      Pendekatan Fungsional
Administrator bukan penguasa tunggal disekolah, juga bukan pelayan tunggal. Sebutan administrator sekolah disini merujuk pada kedudukan kepala sekolah dalam rangka melaksanakan tugas-tugas profesionalnya,jika menjadi penguasa tunggal tidak mungkin adminitstrator sekolah mampu mengoptimasi tugas-tugas institusionalnya. Untuk mengoptimasi tugas dan fungsinya, administrator sekolah harus mengangkat wakil-wakil yang mampu bekerja dengan baik sesuai dengan pembagian kerja.
Menurut Gibson adminitrasi merupakan suatu proses untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Mengikuti pemikiran Fayol yang dikutip Robbins, secara tradisional ada lima fungsi adminitrasi yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkordinasi, dan mengendalikan.

1.1  Merencanakan
Salah satu tugas adminstrator adalah merencanakan. Merencanakan merupakan aktivitas memilih dan menetapkan tujuan sekolah, yang mencapainya dilakukan dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek,program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan.
Handoko (2006) mengemukakan sembilan manfaat perencanaan yaitu:
a. Membantu administrasi untuk menyesuaikan diri denagan perubahan-perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama.
c. Memungkinkan administrator  memahami keseluruhan gambaran.
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara bagian-bagian organisasi.
g. Membantu tujuan lebih khusus,terperinci dan lebih mudah dipahami
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i. Menghematkan waktu usaha dan dana.   

1.2  Mengorganisasikan
Bagi adminstrator sekolah, mengorganisasikan pada esensinya dimaksudkan untuk mengindari ketidakberaturan sumber daya yang ada, baik manusia maupun nonmanusia.
Mengikuti pemikiran Hadari Nawawi (1992) pengorganisasian yang baik adalah:
a. Adanya kejelasan pembagian satuan kerja yang sesuai denagan kebutuhan.
b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.
c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tangguang jawab.
d. Oraganisasi harus mencerminkan tentang kontrol.
e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah.
f. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Mengorganisasikan adalah suatu proses pengaturan dan penglokasian kerja,wewenang dan sumber daya dikalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi scara efesien. Pimpinan organisasai dan administrator sekolah harus memiliki kemapuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.3 Melaksanakan
Aktfitas merencanakan dan mengorganisasikan tanpa dilaksanakan dengan baik adalah pepesan kosong. Administrator sekolah dan sifatnya harus memiliki komitmen untuk melaksanakan program yang dibuat. Dalam kerangka ini, menjadi sangat esesensial untuk memperhatikan bahwa guru dan staf sekolah akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:
a. Mereka mersa yakin akan mampu mengerjakan pekerjaan secara baik
b. Pekerjaan utama dan sekunder yang mereka lakukan tersebut diyakini akan memberikan manfaat bagi dirinya
c. Mereka tidak sedang dibebeni oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
d. Tugas yang diembannya tersebut merupakan kepercayaan bagi guru dan staf sekolah
e. Hubungan antara teman dalam organisasi sekolah tersebut harmonis

1.4 Mengendalikan
Mengendalikan atau mengawasi merupaka fungsi administrasi yang tidak kalah pentingnya dibandingkan denagan merencanakan dan mengorganisasikan melalui fungsi pengendalaian,administrator sebagai pimpinan dalam menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar dan tidak membiarkan deviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah tujuan yang telah ditetepkan.
Fungsi pengendalian dalam administrasi mencakup empat unsur utama, yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja guru dan staf
2. Mengukur kinerja guru dan staf yang sedang berjalan
3. Membandingkan kinerja guru dan staf saat ini dengan standar yang telah ditetepkan
4. Mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja guru dan staf kalau ada penyimpangan.
          Crainer (2000) mengatakan terdapat lima dasar peran administrator, termasuk administrator sekolah meliputi:
a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
b. Mengorganisasikan semua sumber daya organisasi
c. Memotivasi semua staf
d. Mengkomunikasikan semua kebijakan dan program
e. Mengukur perkembangan kemampuan staf organisasi
                             
1.5 Mengkominikasikan
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh adaministrator sebagai pimpinan pendidikan dan menejer sekolah. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, pikiran dan gagasan oleh supervisor pembelajaran melalui media dan teknik yang menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi amat esensial dalam kehidupan komunitas sekolah,dalam pengembanan tugasnya, kepala sekolah perlu berkominikasi dengan seluruh anggota komonitas sekolah untuk mengajak, memberikan perintah, mengatur, menyampaikan, memberikan dorongan dan membangun pengertian dari orang yang dipimpinnya.

1.6 Mengawasi dan mengendalikan
Pengawasan dan pengendalaian dimaksudkan untuk mencegah deviasi, pengawasan yang baik bersifat preventif. Pengendalaian yang baik harus mampu mendorong aneka deviasi kembali pada rel tugas yang benar, kegiatan pengawsan ini harus dilakuakan secara kontinyu, objektif, akuntabel.

1.7 Melaporkan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya.deanagan pelaporan ini akan diketahui hasil-hasil yang dicapai, kendala yangmuncul dan penyimpangan yang terjadi.
Berikut ini disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan, dengan ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buat sistematika atau garis-garis besar laporan dengan memperhatikan pedoman yang berlaku atau ditentukan.
2. Buat draf batang tubuh laporan
3. Buat ringkasan eksekutif atau abstrak laporan.
4. Buat kata penagantar laporan.
5. Buat daftar tabel, gambar, foto, lampiran.
6. Buat daftar isi secara lengkap
7. Lakukan pengetikan laporan
8. Lengkapi daftar isi dngan halamannya
9. Lengakapi laporan secara menyeluruh, segi-segi ilmiah, bahasa, atau cara pengetiakan.
10. Lakukan pengetiakan akhir
11. Penjilidan laporan
12. Pengiriman laporan

2.  Pendekatan Substansif
Pendekatan proses ini meruapakan serial kegiatan yang harus dilakuakan oleh administrator sekolah bersama komonitasnya, termasuk komite sekolah. Pendekatan tugas administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus dilakukan disekolah. Substansi tugas ini akan optimal jika dilakukan dengan proses yang diorganisasikan secara efektif dan efesien.
Thomas J. Sergiovani (2002) mengemukakan delapan bidang administrasi pendidikan, mencakup:
      Administrasi penagajaran dan pengembangan kurikulum
      Administrasi kesiswaan
      Hubungan sekolah dan masyarakat
      Kepegawaian sekolah
      Bangunan dan perlengkapan sekolah
      Transpotasi sekolah
      Pengorganisasian dan penataan struktur
      Keuangan sekolah
Pada buku pandauan administrasi sekolah terbitan kementrian pendidikan nasional, dikemukakan bidang-bidang kegiatan administrasi pendidikan, meliputi:
1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi personalia
3. Administrasi kesiswaan
4. Administrasi keuangan
5. Administrasi perawatan preventif sarana dan parasarana sekoalah
Departemen Pendidikan Nasional (1997), sekarang berubah nama menjadi Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengemukaan enam biadang tugas keadministrsi pendidikan, yaitu:
1. Bidang Akademik
2. Bidang kesiswaan
3. Bidang personalia
4. Bidang keuanagan
5. Bidang sarana dan prasarana
6. Bidang hubungan masyarakat

b. Teori Pendekatan Manajemen Pendidikan
Menurut Harold Koontz ada beberapa pendekatan dalam manajemen pendidikan :
1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan
       Bahwa pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman ulang manajemen melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer yang lalu, yang biasanya dicapai melalui sejumlah kasus dan suat transfer tentang pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman.

2. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Individu
       Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-organisasi dengan focus pada para individu dan motivasi mereka.

3. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Kelompok
       Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola perilaku kelompok didalam organisasi dan bukan pada hubungan-hubungan antar perorangan mereka.

4. Pendekatan Berdasarkan Kerjasama Sosial
       Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok dengan jalan mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem sosial yang mengaitkan dua orang atua lebih bersama-sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan bersama tertentu

5. Pendekatan Sosioteknik
       Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem sosial dan sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen, mengingat bahwa sistem teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem sosial organisasi.

 6. Pendekatan Teori Keputusan
       Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah tanggung jawab utama semua manejer, dan difokuskannya perhatian pada pengembangan pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan keputusan

7. Pendekatan Pusat Komunikasi
       Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari organisasi-organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungan mereka.

8. Pendekatan Matematis
       Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang dapat melalui model-model mate-matikal yang menyatakan elemen-elemen dasar suatu problem dan yang dapat menyediakan alat-alat untuk mengevaluasi solusi problem tersebut

9. Pendekatan Situasional
       Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi terhadap sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah praktik-praktik manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi situasi tertentu.

10. Pendekatan Sumber Daya Manusia
     Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan produktivitas.

11. Pendekatan Kombinasi
     Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen, dengan jalan mengaitkan mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.

c. Menurut Federik W. Taylor
Adapaun teori-teori yang mendukung manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat rasional, berpikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Salah satu teori klasik adalah manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W. Taylor. Sasaran pada pendekatan ini adalah kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawan. Selanjutnya Prinsip Studi Waktu dipelopori oleh Gilbreth menyatakan bahwa semua usaha yang produktif diukur dengan studi waktu secara teliti. Berdasarkan studi waktu muncul Prinsip Hasil Upah yaitu upah diberikan harus sesuai dengan hasil yang besarnya ditentukan dari studi waktu.
Pelopor klasik yang lain yaitu Henri Fayol yang menyatakan ada 5 pedoman manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengkomandoan, pengkordinasian, dan pengawasan. Prinsip-prinsip pokok menurut Fayol:1) kesatuan komando, 2) wewenang harus didelegasikan, 3) inisiatif harus dimiliki seorang manajer, 4) adanya solidaritas kelompok. Prinsip-prinsip tersebut harus bersifat luwes.
Selanjutnya Max weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan cirri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli.
Setiap individu dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh berbagai peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga diperlukan pembagian tugas sesuai dengan spesialis yang dimiliki individu. Birokrasi merupakan usaha untuk menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau ikatan kekeluargaan sehhingga mengakibatka organisasi tidak efektif. Birokrasi juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbeliit-belit, penundaan pekerjaan, ketidakefisienan, dan pemborosan.
Meskipun teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi organisasi, sekarang ini tidak banyak berkembang karena sudah tidak sesuai denan perkembangan jaman yang semakin global. Patokan-patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi pengaruh globalisasi yang semakin bergolak. Sehingga muncul teori neo klasik.
Contoh dalam teori ini pentingnya manajer mempertahankan wewenang formal, tetapi sekarang karyawan semakin terdidik sehingga mereka kurang dapat menerima wewenang formal.
Kelemahan teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous dalam Nanang Fatah(2009;24) adalah: 1) teori klasik adalah teori yang terikat waktu, hanya cocok diterapkan pada permulaan awal abad duapuluh, 2) teori ini mempunyai ciri-ciri deterministic, hanya menekankan pada prinsip-prinsip manajemen tanpa memperhitungkan dimensi dalam manajemen, dan 3) asumsi teori ini dirumuskan secara eksplisit.

2. Teori neo klasik
Teori ini muncul karena pada manajer terdapat kelemahan dengan teori klasik. Teori ini berasmsi bahwa manusia itu makhluk social dengan mengaktualisasikan dirinya. Para tokoh aliran ini menyatakan hakikat organisasi adalah kerjasama, manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja dijaga dengan baik.
Dua hal yang penting dalam teori Vromm adalah pembedaan antara imbalan instrinsik dan ekstrinsik dan spesifikasi dari suatu keadaan di mana ekspektasi dan nilai mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang. Seorang manajer harus menilai dan mempertimbangkan struktur imbalan dengan hati-hati melalui perencanaan yang teliti.
Pemahaman perilaku akan menunjukan keefektifan tugas yang harus dilakukan seorang manajer walaupun hal tersenut merupakan bidang yang amat rumit. Perilaku seseorang dipengaruhi tiga variable, yaitu 1) variabel individu, mencakup keterampilan mental, fisik, latar belakang keluarga,, tingkat social, pengalaman, umur an jenis kelamin, 2) variable organisasi, mencakup sumber daya yang tersedia, gaya kepemimpinan, system imbalan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan, dan 3) variable psikologi, mencakup persepsi sikap, kepribadian, proses belajar an motivasi.

3. Teori modern
Pendekatan ini didasarkan hal-hal yang bersifat situasional. Asumsi yang dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya sesuai dengan lingkungan. Manajemen dipandang sebagai suatu sistem didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan system terbuka dan tujuan organisasi mempunyai kebergantungan.
Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka dan kompleks. Analisi sistem, rancangan sistem, dan manajemen member petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan sistem merupakan tiga unsure pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan berbagai unsur dalam memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk pendidikan.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar